Asal Masukan & Sejarah Tari Arja Bali

Sobat muda travelling, Sobat muda menyukai teater? Kata teater sendiri berasal dari kata theatron dari bahasa Yunani, yang berarti daerah untuk menonton. Teater dalam arti luas yakni sebagai drama, yaitu kisah hidup dan kehidupan manusia yang disebutkan di atas panggung, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Meski dalam arti sempit, teater yakni seluruh tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak seumpama wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

Ialah Arja, seni yang masih digemari oleh masyarakat Bali. Seni ini berbentuk teater atau semacam opera khas Bali yang berupa dramatari yang dialognya ditembangkan secara Macapat. Menurut sejarah, Arja timbul pada tahun sekitar 1814 merupakan pada jaman pemerintahan I Dewa Agung Sakti di Puri Klungkung.

Arja umum berupa drama tari yang mengambil suatu tema cerita tertentu. Lakon yang umum dimainkan bersumber pada cerita-cerita Panji. Akan namun tak jarang ditemui Arja juga mengambil lakon dari cerita lain seperti Jayaprana, Pakang Raras, Sampik, Rare Angon.

Tari Arja pada mulanya cuma ditarikan oleh satu orang saja dan tanpa diiringi gamelan. Arja ini disebut Arja Doyong. Semenjak kemunculannya Arja menjadi hiburan masyarakat Bali.

Tipe Yang Unik Dalam Seni Tari Arja Bali
Arja itu sendiri adalah seni teater yang amat rumit. Di dalam Arja sobat muda akan menjumpai perpaduan dari beraneka ragam kesenian yang hidup di Bali. Sebagai model semisal seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya. Segala terpadu dengan apik dalam seni Arja, dan maka bisa mengagumkan penonton.

Sebab trennya di kalangan masyarakat Bali, dari dahulu sampai kini penonton senantiasa memadati pertujukan seni Arja. adapun penyebaran Arja di Bali ada di banyak kawasan, seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Nakal, Tabanan, Jembrana, sampai Singaraja.

Fase Penting Dalam Tari Arja Bali
Tiga fase penting dalam perkembangan Arja yakni Arja Doyong, yaitu Arja tanpa iringan gamelan, dan dimainkan oleh satu orang saja. Lalu ada juga Arja Gaguntangan yang mengaplikasikan iringan gamelan Geguntangan dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang.

Kemudian ada juga Arja Gede, yang menjadi struktur pertunjukan baku seperti kini ini. Arja ragam ini dibawakan oleh antara 10 hingga 15 pelaku. Dengan banyaknya pemain dalam teater Arja, karenanya drama yang dibawakan menjadi terasa lebih ramai sampai hasilnya Arja amat digemari.

Ada satu lagi yang unik, merupakan Arja Muani, dimana segala pemainnya pria, beberapa memerankan wanita. Arja Muani ini dicetus oleh Studio Printing Mas. Arja ragam ini disambut dengan amat antusias oleh masyarakat, secara khusus sebab menghadirkan komedi segar.

Berdasarkan fungsinya Arja digolongkan ke dalam klasifikasi Tari Balih-balihan. Sebagai suatu format teater Arja diberi pengaruh oleh Gabuh dan memiliki uger-uger atau pola yang mencerminkan zaman Puri.

Sobat muda travelling, Sobat muda menyukai teater? Kata teater sendiri berasal dari kata theatron dari bahasa Yunani, yang berarti daerah untuk menonton. Teater dalam arti luas yakni sebagai drama, yaitu kisah hidup dan kehidupan manusia yang disebutkan di atas panggung, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Meski dalam arti sempit, teater yakni seluruh tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak seumpama wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

Ialah Arja, seni yang masih digemari oleh masyarakat Bali. Seni ini berbentuk teater atau semacam opera khas Bali yang berupa dramatari yang dialognya ditembangkan secara Macapat. Menurut sejarah, Arja timbul pada tahun sekitar 1814 merupakan pada jaman pemerintahan I Dewa Agung Sakti di Puri Klungkung.

Arja umum berupa drama tari yang mengambil suatu tema cerita tertentu. Lakon yang umum dimainkan bersumber pada cerita-cerita Panji. Akan namun tak jarang ditemui Arja juga mengambil lakon dari cerita lain seperti Jayaprana, Pakang Raras, Sampik, Rare Angon.

Tari Arja pada mulanya cuma ditarikan oleh satu orang saja dan tanpa diiringi gamelan. Arja ini disebut Arja Doyong. Semenjak kemunculannya Arja menjadi hiburan masyarakat Bali.

Tipe Yang Unik Dalam Seni Tari Arja Bali
Arja itu sendiri adalah seni teater yang amat rumit. Di dalam Arja sobat muda akan menjumpai perpaduan dari beraneka ragam kesenian yang hidup di Bali. Sebagai model semisal seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya. Segala terpadu dengan apik dalam seni Arja, dan maka bisa mengagumkan penonton.

Sebab trennya di kalangan masyarakat Bali, dari dahulu sampai kini penonton senantiasa memadati pertujukan seni Arja. adapun penyebaran Arja di Bali ada di banyak kawasan, seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Nakal, Tabanan, Jembrana, sampai Singaraja.

Fase Penting Dalam Tari Arja Bali
Tiga fase penting dalam perkembangan Arja yakni Arja Doyong, yaitu Arja tanpa iringan gamelan, dan dimainkan oleh satu orang saja. Lalu ada juga Arja Gaguntangan yang mengaplikasikan iringan gamelan Geguntangan dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang.

Kemudian ada juga Arja Gede, yang menjadi struktur pertunjukan baku seperti kini ini. Arja ragam ini dibawakan oleh antara 10 hingga 15 pelaku. Dengan banyaknya pemain dalam teater Arja, karenanya drama yang dibawakan menjadi terasa lebih ramai sampai hasilnya Arja amat digemari.

Ada satu lagi yang unik, merupakan Arja Muani, dimana segala pemainnya pria, beberapa memerankan wanita. Arja Muani ini dicetus oleh Studio Printing Mas. Arja ragam ini disambut dengan amat antusias oleh masyarakat, secara khusus sebab menghadirkan komedi segar.

Berdasarkan fungsinya Arja digolongkan ke dalam klasifikasi Tari Balih-balihan. Sebagai suatu format teater Arja diberi pengaruh oleh Gabuh dan memiliki uger-uger atau pola yang mencerminkan zaman Puri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *